Tentang larangan buruk sangka
Saya ingin berkongsi mengenainya yang dipetik dari http://addienblog.blogspot.com/2012/03/larangan-buruk-sangka-dan-mencari-cari.html
Di antara larangannya ialah
1. Allah Ta’ala berfirman.
2. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
3.Ibnu Kathir menyebutkan perkataan Umar di atas ketika menafsirkan sebuah ayat dalam surah Al-Hujurat.Bakar bin Abdullah Al-Muzani yang berkata :
4.Disebutkan bahwa Abu Qilabah Abdullah bin Yazid Al-Jurmi berkata :
5.Abu Hatim bin Hibban Al-Busti bekata:
Saya ingin berkongsi mengenainya yang dipetik dari http://addienblog.blogspot.com/2012/03/larangan-buruk-sangka-dan-mencari-cari.html
Di antara larangannya ialah
1. Allah Ta’ala berfirman.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا
“Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian
tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain” (Al-Hujurat : 12)
2. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
إِيَّا
كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا
وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا
وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا
“Berhati-hatilah kalian
dari tindakan berprasangka buruk, kerana prasangka buruk adalah
sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari keburukan orang
lain, saling inti-mengintip, saling mendengki, saling membelakangi, dan
saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” (Riwayat Al-Bukhari no. 6064 dan Muslim no. 2563 )
3.Ibnu Kathir menyebutkan perkataan Umar di atas ketika menafsirkan sebuah ayat dalam surah Al-Hujurat.Bakar bin Abdullah Al-Muzani yang berkata :
“Hati-hatilah kalian terhadap perkataan yang sekalipun benar kalian
tidak diberi pahala, namun apabila kalian salah kalian berdosa.
Perkataan tersebut adalah berprasangka buruk terhadap saudaramu”. (Tahdzib At-Tahdzib)
4.Disebutkan bahwa Abu Qilabah Abdullah bin Yazid Al-Jurmi berkata :
“Apabila ada berita tentang tindakan saudaramu yang tidak kamu sukai,
maka berusaha keraslah mancarikan alasan untuknya. Apabila kamu tidak
mendapatkan alasan untuknya, maka katakanlah kepada dirimu sendiri,
“Saya kira saudaraku itu mempunyai alasan yang tepat sehingga melakukan
perbuatan tersebut”. [kitab Al-Hilyah karya Abu Nu’aim (II/285) ]
Orang yang berakal wajib
mencari keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus
dan senantiasa sibuk memikirkan keburukan dirinya sendiri. Sesungguhnya
orang yang sibuk memikirkan keburukan dirinya sendiri dan melupakan
keburukan orang lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan merasa
gelisah. Setiap kali dia melihat keburukan yang ada pada dirinya, maka
dia akan merasa hina tatkala melihat keburukan yang serupa ada pada
saudaranya. Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan
keburukan orang lain dan melupakan keburukannya sendiri, maka hatinya
akan buta, badannya akan merasa letih dan akan sulit baginya
meninggalkan keburukan dirinya”.[Raudhah Al-‘Uqala (hal.131)]
Beliau juga berkata,:
“Tajassus adalah cabang dari
kemunafikan, sebagaimana sebaliknya prasangka yang baik merupakan cabang
dari keimanan. Orang yang berakal akan berprasangka baik kepada
saudaranya, dan tidak mau membuatnya sedih dan berduka. Sedangkan orang
yang bodoh akan selalu berprasangka buruk kepada saudaranya dan tidak
segan-segan berbuat jahat dan membuatnya menderita”.[Raudhah Al-‘Uqala (hal.133)]
No comments:
Post a Comment